• Breaking News

    Senin, 27 Juni 2016

    Kenangan terakhir Kisah Adzan Bilal bin Rabbah

    Kenangan terakhir Kisah Adzan Bilal bin Rabbah

    Kenangan terakhir Kisah Adzan Bilal bin RabbahSuatu hari khalifah Abu Bakar meminta Bilal bin Rabbah untuk mengumandangkan Azan, namun ia menolah. Ia telah menyatakan pada dirinya sendiri bahwa semenjak Rasulullah wafat ia tidak akan mengumandangkan azan lagi, sehingga  atas permintaan Abu Bakar itu Bilal bin rabbah menjawab” Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah SAW saja, Rasulullah SAW. Telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.

    Sehingga Khalifah Abu Bakar tidak dapat mendesak Bilal bin Rabbah untuk kembali mengumandangkan Azan. Khalifah Abu Bakar memaklumi keadaan Billal bin Rabbah karena kesedihannya di tinggal Rasulullah SAW yang masih melekat di hatinya.sehingga mendorongnya meninggalkan Madinah pindah menuju Syam dan kemudian menetap di Homs, Syiria.

    Lama Bilal bin Rabbah tidak lagi mengunjungi Madinah, hingga ketika suatu malam Rasulullah SAW. hadir dalam mimpinya,  dan menegurnya, “hai Bilal, mengapa engkau tidak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?

    Bilalpun bangun terperanjat dari tidurnya. Dengan segera ia mempersiapkan perjalanan menuju Madinah untuk berziarah ke Makam Rasulullah SAW. Setelah sekian tahun Bilal pergi meninggalkan Rasulullah SAW. Bilal melepas bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Rasulullah SAW sang kekasihnya.

    Ketika itu, dua pemuda yang baru beranjak dewasa mendekatinya, mereka adalah Cucu Rasulullah SAW. Hasan dan Husen. Bilal yang kian meranjak tua dengan mata sembab karena tangisnya memeluk kedua cucu Rasulullah SAW itu.

    Ketika itu salah satu dari kedua Cucu Rasulullah SAW berkata kepada Bilal. “Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan Adzan untuk kami”kami ingin mengenang kakek kami”
    Saat itu Umar bin Khattab sebagai khalifah melihat pemandangan yang mengharukan itu dan ikut memohon kepada Bilal untuk mengumandangkan adzan, walau hanya sekali saja.
    akhirnya. Bilalpun memenihi permintaan itu.

    Ketika waktu shalat tiba, bilalpun naik ketempat biasa dahulu ketika ia mengumandangkan adzan saat masa Rasulullah masih hidup.

    Mulailah Bilal mengumandangkan adzan.
    Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun - tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung, suara yang begitu dirindukan itu telah kembali.

    Ketika Bilal meneriakkan kata 'Asyhadu an laa ilaha illallah', seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.

    Dan saat bilal mengumandangkan 'Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah', Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Rasulullah, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada Rasulullah diantara mereka.

    Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi Bilal setelah Rasulullah wafat. Adzan yang telah menerbitkan rasa kerinduan penduduk Madinah kepada Rasulullah. Adzan yang tak bisa dirampungkan.

    Dan pada saat itu, Kota Madinah banjir oleh air mata kerinduan kepada Rasulullah. Allaahumma Sholli 'Alaa Muhammad.

    Sumber: www.alkisaah.blogspot.com -alkisaah.blogspot.co.id

    Baca Juga: 


     = = =
    *tolong di Share!, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat^V^

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar